Main Article Content
Abstract
Anemia kehamilan adalah kondisi di mana kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Kehamilan anemia disebabkan oleh penurunan sel darah merah atau penurunan hemoglobin, sehingga kapasitas transportasi oksigen yang diperlukan olch organ-organ penting ibu dan janin berkurang (Lailiyah et al., 2022). Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang signifikan, dengan prevalensi nasional mencapai 78% di Indonesia (Riskesdas 2021). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah 41,8%, Jumlah ini masih tinggi di Indonesia. Data Riskesdas tahun 2021 menunjukkan bahwa 78% ibu hamil mengalami anemia, naik dari 48.9% pada tahun 2019 (Kemenkes RI, 2021). Di provinsi Lampung, prevalensi anemia mencapai 9,06% dan mengalami peningkatan 9,10% pada tahun 2020 (Dinas Kesehatan Lampung 2022). Efek anemia selama kehamilan termasuk perdarahan postpartum, berat badan lahir rendah (BBLR), dan persalinan prematur (Lumbanraja et al.. 2019). ibu hamil yang mengalami anemia, dapat berdampak pada janin, seperti abortus. kematian intrauterin, prematuritas, dan kecenderungan untuk terinfeksi. Selain itu, ibu dapat mengalami masalah his selama persalinan, risiko dekompensasi kordis, dan risiko ketubah pecah dini (Ananda & Ica, 2022).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil di Desa Waluyojati, Kecamatan Pringsewu, tentang dampak anemia melalui penyuluhan, pemeriksaan hemoglobin (Hb), dan pembagian tablet Fe serta susu ibu hamil. Metode yang digunakan meliputi ceramah, diskusi interaktif, dan evaluasi pre-post kegiatan. Dengan intervensi ini, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran ibu hamil tentang pencegahan anemia dan penurunan prevalensi anemia di masyarakat.