Main Article Content
Abstract
ASI merupakan makanan bayi dengan standard emas, ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan oleh makanan dan minuman apapun, karena ASI mengandung zat gizi paling tepat, lengkap, dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. Standar emas makanan bayi dimulai dengan tindakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dilanjutkan dengan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 (enam) bulan (Munzia, 2013). Menurut data hanya 3,7 % bayi di Indonesia disusui dalam 1 jam pertama setelah kelahiran.
Beberapa faktor penyebab yang diduga mempengaruhi pelaksanaan IMD adalah tingkat pengetahuan ibu bayi yang kurang, sikap dan dukungan dari keluarga yang kurang terhadap pelaksanaan IMD serta tenaga kesehatan yang kurang menyampaikan mengenai pentingnya IMD. Sebagaimana diketahui bahwa pengetahuan, dan dukungan petugas mampu mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak (Notoatmodjo (2005).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2021 menyatakan bahwa angka pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 6 bulan di Provinsi Lampung 73,6% dari target sebesar 60%, dan capaian IMD sebesar 80,4%. Sedangkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk capaian pemberian ASI eksklusif, yaitu 29,1% dari target sebesar 60%, capaian IMD > 1 jam 1,8% dan IMD < 1 jam 39,6% yang seharusnya IMD dilakukan pada semua bayi baru lahir (Riskesdas, 2021).
Tujuan penelitian diketahui hubungan pengetahuan ibu dengan keberhasilan IMD di PMB Wilayah Kerja Dinas Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan quasi experiment with control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu Bersalin di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2022. Sampel penelitian ini adalah Ibu Bersalin di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2022 yang berjumlah 96 orang. Pengumpulan data dengan cara studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data diolah dan di analisis dengan statistik deskriptif dan analitik.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pengetahuan ibu setelah diberikan perlakuan memiliki kemungkinan 1,5 kali berhasil melakukan IMD bila dibandingkan dengan sebelum diberi perlakuan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu sebelum dan setelah perlakuan dengan keberhasilan IMD pada ibu bersalin.
Saran yang dapat diberikan peneliti dalam pengembangan keilmuan, yaitu: peningkatan pengetahuan memberikan dampak yang sangat luar biasa terutama bagi psikologi ibu. Dengan memberikan perlakuan tersebut maka akan menjadi bekal keberhasilan menyusui begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini dapat terus ditingkatkan untuk memberikan informasi dan referensi pembelajaran yang lebih relevan mengenai Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai salah satu upaya meningkatkan cakupan ASI Eksklusif serta tercapainya Kesehatan Ibu dan Bayi di Tulang Bawang Barat, juga sangat berguna untuk pengembangan keilmuan dikemudian hari.