FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI UPTD PUSKESMAS KARANG ANYAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Authors

  • TIFFANY DIAN RESTI UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

Keywords:

Berat Badan Lahir; Inisiasi Menyusui Dini (IMD); Sunting

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek dibandingkan dengan usianya. Prevalensi stunting nasional turun dari 27,7% menjadi 24,4% ditahun 2021. Data stunting balita usia 24-59 bulan di UPTD Puskesmas Karang Anyar sebesar 17,1% dan menjadi wilayah tertinggi stunting di Kabupaten Lampung Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di UPTD Puskesmas Karang Anyar Kabupaten Lampung Selatan. Sampel pada penelitian ini berjumalah 100 orang dengan teknik sampling yaitu Purposive Random Sampling. Analisis univariat menggunakan persentase (%), sedangkan analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan dari 100 orang balita terdapat 78 orang (78%) balita pendek, 54 orang (54%) BBLR, 61 orang (61%) tidak mendapatkan IMD, 58 orang (58%) tidak ASI Eksklusif dan 56 orang (56%) memiliki riwayat penyakit infeksi. Hasil Analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara berat badan lahir (p: 0,025), pemberian IMD (p: 0,043), ASI Eksklusif (p: 0,020) dan riwayat penyakit infeksi (p: 0,012) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di UPTD Puskesmas Karang Anyar Kabupaten Lampung Selatan. Untuk mengejar tumbuh kembang balita diharapkan ibu menerapkan prinsip gizi seimbang dalam memberikan makanan dengan memperhatikan jenis bahan makanan, frekuensi makan dan jumlah makanan yang dikonsumsi.

Published

2025-09-30