Main Article Content

Abstract

Stunting didefinisikan sebagai kondisi dimana pertumbuhan anak terganggu sehingga anak menjadi lebih pendek dibandingkan tinggi badan normal anak pada usianya yang dilihat dari nilai z – score hasil pengukuran TB/U kurang dari –2 SD. Apabila tidak diatasi, stunting dapat memberikan efek buruk pada anak seperti menurunnya kemampuan kognitif, motorik, dan bicara anak. Pada jangka panjang, stunting dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit degeneratif, menurunkan kesehatan reproduksi, menurunkan kapasitas belajar, serta menurunkan kapasitas dan produktivitas kerja.


Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Objek penelitian adalah balita stunting usia 1–2 tahun yang bertempat tinggal di pemukiman kumuh Kota Bandar Lampung. Subjek penelitian adalah ibu balita sebagai informan utama dan anggota keluarga lain selain ibu sebagai informan triangulasi. Penelitian ini berlangsung dari Januari hingga Juli 2018 dan berlokasi di 5 kelurahan yang merupakan pemukiman kumuh berat di Kota Bandar Lampung.


Pada penelitian ini, faktor risiko yang dinilai mempengaruhi stunting balita usia 1–2 tahun yaitu status gizi ibu saat hamil, sanitasi lingkungan rumah, kualitas asupan makanan, sanitasi makanan, IMD, ASI eksklusif, dan infeksi. Status gizi ibu saat hamil secara keseluruhan baik, namun sebagian ada yang menunjukkan status gizi kurang dilihat dari rendahnya kadar Hb dan anemia. Sanitasi lingkungan rumah pada mayoritas keluarga cukup baik kecuali pada keluarga balita berinisial NO yang dinilai sanitasi lingkungan rumahnya buruk. Kualitas asupan makanan mayoritas rendah dilihat dari asupan Fe balita yang rendah, namun jika dilihat dari asupan Zink dan vitamin A, sebagian balita ada yang asupannya cukup baik. Sanitasi makanan mayoritas keluarga cukup baik kecuali keluarga balita berinisial NO yang dinilai sanitasi makanannya buruk. Sebagian besar balita mengalami proses IMD, namun sebagian lagi ada yang tidak mengalami IMD. Keseluruhan balita tidak mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya. Keseluruhan balita pernah mengalami sakit ringan, namun sebagian ada yang penyakitnya dinilai cukup berat dan mempengaruhi status gizi.

Article Details